Loading Post...

You have reached the bottom. Let’s shuffle the article!

Post Not Found

Food Pairing Bukan Hanya Milik Wine. Kopi pun Bisa.

 In Coffee Conversations

Jajanan pasar dan kopi hitam (Photo: Nukman Luthfie via Flickr)

Food pairing, atau padu padan antara makanan dengan minuman, sebenarnya tidak terlalu dipusingkan di masa lalu. Namun dengan berkembangnya industri food and beverage, maka makan bukan lagi hanya tentang makan.

Tentu saja selera masih menentukan segalanya, tetapi dalam food pairing ini ada sebuah tujuan yang hendak dicapai ketika makan dan minum berlangsung: sebuah “pengalaman kuliner” yang sempurna.

Sebagai perbandingan, yuk kita sedikit melihat dunia wine yang sudah terlebih dahulu menerapkan beberapa peraturan dasar padu-padannya dengan makanan:

  1. Wine harus lebih asam daripada makanan
  2. Wine harus lebih manis daripada makanan
  3. Wine harus memiliki intensitas rasa yang sama dengan makanan
  4. Red Wine berpadu baik dengan daging merah (sapi / domba etc)
  5. White Wine berpadu baik dengan daging putih (ayam / ikan etc)
  6. Wine yang cenderung pahit akan seimbang dipadukan dengan makanan berlemak
  7. Padanan Wine adalah pada saus yang membumbui daging, bukanlah daging yang menjadi fokus utamanya

Berbeda dengan kopi yang seringkali disajikan dengan snack manis, seperti roti sisir atau pisang goreng. Jarang banget kan kita melihat kopi disajikan dengan snack asin ataupun pedas?

Mungkin saja karena kita terbiasa dengan kopi pahit yang tentunya menjadi seimbang dengan kudapan manis pengganti gula. Padahal, kopi dan wine memiliki banyak kemiripan.

Dari sisi taste notes, kopi dan wine bisa dijabarkan dan dipelajari lewat flavour wheel. Rasa yang muncul pada keduanya pun sama-sama dipengaruhi oleh kondisi alamat seperti ketinggian tanam, iklim dan cuaca, mineral tanah, dan sebagainya. Proses paska panen dan fermentasi pun menjadi faktor besar dalam terciptanya sebuah citarasa yang kompleks.

Wine memang salah satu artisanal drinks yang sudah digeluti sedari dulu. Mungkin itu juga mengapa eksperimen wine pairing sudah lebih dalam daripada kopi. Namun tidak berarti mustahil untuk menerapkan food pairing pada kopi. Merujuk kepada A Simple Guide to Coffee Pairing dari The Owl Coffee Society sebagai referensi kita kali ini, berikut ringkasan sederhana teori coffee pairing:

  1. Buah berry (blueberry, strawberry, raspberry) dan olahannya cocok dinikmati dengan kopi dari Kenya, Ethiopia, Uganda, Jamaica, dan Yemen
  2. Buah persik, plum, kismis, aprikot, ceri, nektarin, dan para citrus beserta olahannya bisa coba disandingkan dengan kopi dari Tanzania, Uganda, Rwanda, Honduras, Bolivia, Costa Rica, atau Nicaragua
  3. Coklat dapat dinikmati dengan kopi-kopi dari Brazil, Kolombia, El Savador, Guatemala, Kona, atau Mexico. Khusus kopi dari Brazil sangat cocok dengan dark chocolate.
  4. Produk roti dan variannya dapat disandingkan dengan kopi dari Guatemala, Brazil, Costa Rica, Peru, atau Colombia
  5. Produk olahan susu; seperti keju, mentega, dan krim bersanding baik dengan kopi dari Sumatra, Java, India, Kona, atau Papua New Guinea.
  6. Redakan makanan pedas nan berbumbu dengan es kopi yang menggunakan kopi dari Nicaragua, Costa Rica, atau Honduras
  7. Produk olahan unggas pada umumnya terasa lebih nikmat dengan kopi ber- notes fruity; seperti dari Ethiopia, Kenya, Tanzania, Uganda, Nicaragua, Costa Rica, Jamaica, Honduras, ataupun Bolivia
  8. Sedangkan untuk daging sapi, babi, dan domba akan sangat cocok dengan kopi dari Sumatra, Papua New Guinea, India, atau Republik Dominika. Pada umumnya, kopi dark roasted cenderung akan cocok dengan olahan daging

Dari sisi taste notes, kopi dan wine bisa dijabarkan dan dipelajari lewat flavour wheel. Rasa yang muncul pada keduanya pun sama-sama dipengaruhi oleh kondisi alamat seperti ketinggian tanam, iklim dan cuaca, mineral tanah, dan sebagainya.

Baca juga: Rasa Itu?

Untuk masyarakat Indonesia sendiri; olahan pisang, singkong, dan ubi serta hidangan sederhana lainnya menjadi snack paling laris untuk dinikmati bersama kopi. Bukan saja karena lahan kopi dan tanaman di atas berdekatan, sehingga memudahkan perolehan bahan mentah; tetapi juga kemudahan mengolahnya serta rasanya yang sudah pasti digemari banyak orang.

Meski begitu, selalu tetap ada panganan khas yang menjadi favorit warga untuk menemani kopi mereka; yang manis sudah dipastikan mampu menjadi sajian unggulan untuk mengimbangi rasa pahit kopi, tetapi masih ada hidangan asin maupun gurih lainnya sebagai pilihan.

Nah, berikut ulasan sedikit tentang pendamping kopi dari Sabang sampai Merauke;

  1. Tanah Aceh, terkenal dengan karakter Kopi Arabika yang sedikit pahit namun tetap mengantarkan karakter asam nan gurihnya; ada Roti Canai dan Keukarah. Roti Canai cukup fleksibel karena roti pipih ini dapat dimakan dengan kuah gurih atau hanya dengan kelapa parut sebagai opsi selain selai.Sedangkan Keukarah sendiri adalah olahan dari campuran tepung beras, air dan gula yang kemudian dicetak serupa sarang burung.

Keukarah (Photo: cdn.idntimes.cc)

Canai (Foto: resepmedia.com)

  1. Mewakili Pulau Sumatera; masyarakat Batak menemani kopi mereka dengan Kue Lapet. Berbentuk limas, dibungkus daun pisang, merupakan kue kukus berbahan dasar tepung beras dan parutan kelapa yang diisi gula merah. Lalu yang cukup beragam adalah kudapan dari tanah Minang – Sumatera Barat; sebut saja Sala Lauak yang gurih asin karena berbahan dasar ikan, Kue Sapik yang mirip Kue Semprong, dan Kacimuih si perpaduan sederhana dari singkong, kelapa parut, dan gula.

    Sala Lauak (Photo: whiskerino2005.com)

  2. Ke Indonesia bagian tengah, mari kita temui Pulau Sulawesi yang kopi-kopinya mirip dengan Sumatera. Meski mirip, tetapi kopi dari Sulawesi sedikit berbeda karena keasamannya berbaur apik dengan karakter earthy. Dan ragam panganannya ada Panada dari Manado, si roti goreng berbentuk mirip pastel dan berisikan suwiran halus ikan cakalang atau tongkol yang pedas. Kota Palu memiliki Tabaro Dange atau Jepa, kue leker berbahan sagu dan parutan kelapa yang kemudian diisi gula merah atau suwiran ikan. Kemudian Toraja dan Enrekang ada Deppa Tori yang pekat dengan cita rasa gula merah dan lengkap dengan taburan wijen diatasnya.

    Tabaro (Photo: kompas.com oleh Silvita Agmasari)

  3. Pulau Jawa sendiri memiliki si manis Gandos dan Wingko, yang sama-sama berbahan dasar singkong parut. Tak lupa juga jajanan pasar lain yang sudah terkenal pada umumnya; Klepon, Lemper, Lopis, Putu Ayu, Onde-onde, dan lainnya. Kopi yang tumbuh di tanah Jawa bercita rasa lembut dan mudah dinikmati, aroma rempahnya pun menjadikannya sangat cocok bersanding dengan jajanan pasar yang pada umumnya manis.

    Kue Gandos (Photo: id.quora_)

    Kue Wingko (Photo: rumahmesin.com)

  4. Pulau Bali yang menghasilkan salah satu kopi favorit yang tinggi asam tetapi segar ala buah-buahan, sebut saja kopi yang berasal dari daerah Kintamani dengan ke-jeruk-annya. Sistem penanaman tumpang sari dengan tanaman buah-buahan kabarnya mengakibatkan munculnya taste notes buah-buahan tersebut dalam kopi. Bayangkan saja kopi dengan karakter seperti ini dinikmati bersama Kue Lak-lak yang serupa serabi, atau Kaliadrem sang donat berlubang tiga yang legit bertabur wijen, atau dengan renyahnya Pie Susu.

    Kaliadrem (Photo: kintamani.id)

    Kue Lak-Lak (Photo: kooliner.com)

  5. Surga kopi di Indonesia lainnya adalah Pulau Flores. Bajawa dan Manggarai adalah dua daerah paling dikenal karena kopi-kopinya. Tanah vulkanik yang melingkupi pulau, memberikan keunikan tersendiri bagi rasa kopi-kopi Flores. Fruity dan tobacco pada after taste-nya. Padukanlah hal itu dengan cemilan seperti Pangaha Bunga atau Pangaha Sinci atau mungkin dengan Bingka Dolu alias Kue Lumpur yang berbentuk bunga.

    Kue Lumpur (Photo: cookpad.com)

  6. Kita tutup dengan pertemanan Kopi Papua dan panganan khas-nya. Hampir semua akan berbau sagu jika berbicara tentang Papua. Martabak Sagu, Sagu Lempeng, sampai Sate Ulat Sagu; siap mendampingi Kopi-kopi Papua yang asamnya rendah, body ringan, tetapi aromanya tajam.

    Martabak Sagu (Photo: nyero.id-icipiniki)

    Sagu Lempeng (Photo: food.detik.com)

Baca juga: Mendiskusikan Rasa Spices dalam Kopi.

Lidah, hidung, dan mata, semua alat indera kita bekerjasama untuk menghadirkan pengalaman multi-sensory yang utuh. Tak hanya rasa, namun juga aroma, tekstur, warna, hingga penampilan, hal-hal ‘perintilan’ inilah yang mampu mentransformasi kopi hitam dan snack sederhana menjadi sesuatu yang begitu unik dan tak biasa.

Semoga saja sedikit ulasan ini bisa menginspirasi kita untuk mengeksplor tentang kopi dan jodoh cemilannya; karena perjodohan atau food pairing ini bukan hanya milik wine saja.

 

Oleh Petto

The Rise of Signature Beverage
Kopi di Tambang Koloni Oranje Nassau

Share and Enjoy !

0Shares


Leave a Comment

Start typing and press Enter to search