Loading Post...

You have reached the bottom. Let’s shuffle the article!

Post Not Found

Slow Bar Paradise

 In Coffee Conversations

Membincangkan pilihan slow bar atau fast bar hari ini bisa dibilang membincangkan tentang selera kita terhadap konsep kedai kopi. Slow bar adalah sebuah konsep di mana kedai kopi menyajikan kopinya tanpa “mesin”. Tak hanya coffee shop fancy nan proper yang bermunculan, kini, beberapa pelaku kopi mulai menggunakan konsep slow bar untuk meramaikan industri kopi, terutama di Bali.

Bagaimana slow bar dijalankan? Slow bar biasanya dijalankan dengan sederhana tetapi proses yang lebih teliti baik dari pemilihan alat, origin, sampai teknik menyeduhnya. Proses yang lambat atau santai adalah hal yang ditawarkan slow bar terhadap konsumennya. Kita sebagai pengunjung slow bar disajikan proses di mana kopi itu dibuat dengan waktu yang terbilang lebih lama dibandingkan dengan konsep fast bar. Standar tinggi yang sering kali diterapkan di slow bar juga sering memunculkan kemungkinan-kemungkinan eksperimen terhadap proses menyeduh kopi dalam slow bar.

Ice Japanese brew di Toko Seniman

Slow bar vs fast bar? ketika kita berbicara tentang selera dan perkara “mending mana” antara slow bar dengan fast bar?  Balik lagi, ini bukan tentang perbandingan dua hal layaknya bagus atau tidak bagus, atau enak atau tidak enak, melainkan kembali lagi kamu mencari apa ketika datang kesana dan ingin menikmati apa? Keduanya akan menyajikan kopi terbaik yang mereka miliki, lidah dan indera perasa kita tinggal menentukan sesuai atau tidak dengan selera kita.

Dari penjelasan di atas, saya mencoba menelusuri tempat atau kedai kopi yang mereka bilang sebagai slow bar, setidaknya ketika saya menulis artikel ini, saya menemukan beberapa buah kedai atau coffee shop yang menjunjung konsep slow bar.

UNCLE MARTIN

Menikmati slow-living di slow bar? Kamu akan menemukan itu disini. Berada 14 km dari pusat kota Denpasar, kita bisa mengunjungi Uncle Martin di Beraban, Tabanan. Di sepanjang perjalanan ketika akan sampai di sana kalian akan disuguhi pemandangan area persawahan yang luas.

Uncle Martin sendiri merupakan sebuah rumah milik Donny. Rumah tersebut adalah peninggalan mendiang pamannya yang juga merupakan seorang seniman di Bali. Ketika kembali ke Bali dan mengurus rumah paman tersebut, tercetuslah gagasan memanfaatkan rumah tersebut sebagai kedai kopi. Kenapa slow bar? Hal ini tidak terlepas dari belum adanya listrik ke rumahnya. Kebutuhan listriknya terbatas dan tidak memungkinkan untuk menggunakan mesin kopi komersial.

Donny dari Uncle Martin’s 

Memiliki pengalaman sebagai teknisi mesin kopi di Jakarta membuat tangan Donny sangat fasih dengan peralatan kopi. Ia pun membuat mesin kopinya sendiri. Beberapa alat kopi untuk membuat espresso, terutama steamer susu, dia buat sendiri menggabungkan moka pot dengan selongsong besi, pengukur tekanan dan tuas untuk membuka uap. Untuk menyeduh single origin Donny menyediakan Clever dripper, sebagai alat utamanya. Selain terampil secara teknis, Donny pun cakap dalam obrolan seputar kopi yang dia proses dan sajikan. Hal ini menjadi daya tawar yang slow bar memang utamakan. Adanya komunikasi yang terjadi antara si pembuat kopi dan penikmat kopinya. 

Pilihan beans di Uncle Martin cukup beragam. Donny menyebut bahwa beberapa beans dia beli dan beberapa lainnya dikirim dari beberapa teman roaster kenalan dia. Pilihan kopi espresso based nya pun ada semua, dari latte, cappuccino, piccolo. Untuk menu minuman non kopi pun tersedia. Kopi yang enak dan suasana persawahan desa Beraban membuat Uncle Martin tempat terbaik menikmati hidup. Jauhnya lokasi bukan menjadi halangan untuk menikmati itu semua, menepi dari keramaian kota Denpasar atau gemerlapnya Canggu. 

Instagram: @uncle.martins

TEN %

Slow bar, santai di tepi sungai? Kita akan menemui Ten% di area taman pancing di bilangan pulau Batanta, Denpasar. Salah satu kedai kopi yang menyebut dirinya slow bar. Tempat yang cukup strategis di tepi sungai membuat Ten % cukup ramai dikunjungi setiap harinya, terutama di waktu sore menjelang malam, mungkin bisa literally “Ngopi senja tepi sungai”.

Menu kopi yang ditawarkan cukup beragam dengan pilihan alat seduh alat pour over untuk menyeduh kopi filter dan moka pot untuk menyajikan kopi espresso-based. Menu minuman lain atau signature lebih beragam lagi dibanding kopi filter. Beberapa event menyeduh kopi sering diadakan disini, mengundang barista atau home brewer untuk menyeduh kopi di Ten %. Hal ini menarik untuk menjalin relasi antara barista dan brewer kopi yang ada, menjadi ajang komunitas juga untuk berkumpul. 

Instagram: @weblessingwithcoffee

Baca juga: The beauty is that we produce the coffee: Exploring manual brewing’s popularity in Indonesia 

Ten%

 KOPI BAIK

Sepedah dan kopi, dua passion yang melekat dari Gung Krist, pemilik sekaligus brewer dari Kopi Baik. Hal menyenangkan adalah menjalani apa yang kita suka, atau yang sering kita kenal sebagai “passion”. Kita bisa menemui Gung Krist dan kopi baik untuk dapat mendengar bagaimana sebuah passion dijalani. 

Berawal dari pandemi dan terlepas dari pekerjaan tetapnya di hospitality, Gung Krist memulai Kopi Baiknya. Sepedah atau bersepedah sudah dijalankan sebelumnya. Sepedah yang dia miliki kemudian dimodifikasi dengan menambahkan beberapa part yang berfungsi sebagai bar kopi yang dapat dibongkar pasang. Kopi yang ditawarkan di Kopi Baik semuanya berasal dari Bali, mulai dari Kintamani, Ulian, dan Pupuan. Gung Krist beralasan menggunakan kopi Bali merupakan sebagai representasi dirinya sebagai orang Bali. Hal ini juga bertujuan ingin mengenalkan kopi Bali yang dia seduh.

Seduhan kopi yang ditawarkan di kopi baik diantaranya menggunakan V60, vietnam drip, dan kopi espresso based seperti cappucino, es kopi, dll. Kita bisa memilih kopi panas atau dingin.

Instagram: @kopibaikbali

Ngebrew keliling bersama Gung Krist

Tumbuhnya Slow bar 

Beberapa slow bar lainnya, seperti showroom bagi beberapa roastery seperti milik Misibu roastery, dan beberapa roastery lainnya Mereka menyajikan kopi yang ditujukan untuk rekan coffee shop atau partner wholesale. Dengan adanya showroom manual bar ini, roastery terbantu dalam menawarkan produk kopinya, sekaligus menjadi etalase bagi roastery untuk menawarkan pilihan kopinya. 

Tumbuhnya dan mulai ramainya slow bar di beberapa wilayah di Bali, khususnya Denpasar menjadi hal yang menarik di tengah berkembangnya juga coffee shop yang proper dengan fast bar nya. Secara kultur, para kopi antusias di kota memilih slow bar untuk tempat mereka berlama lama berkumpul atau nongkrong. Jam operasional beberapa slow bar mengikuti kebiasaan masyarakat di sini nongkrong, yaitu dari sore sampai tengah malam.

Beberapa kedai kopi lain yang menyajikan slow bar, tersebar di beberapa area keramaian kota Denpasar, seperti Jumpa Kopi Slow bar di bilangan Tukad Badung, Brewgining dikawasan GOR Lila Buana, dan Kolingman di seputaran jalan Renon. Kedepannya, trend kedai-kedai kecil yang menyajikan konsep ini akan terus berkembang dengan market warga yang terus bertumbuh akan kebutuhan ngopi. 

Baca juga: Jenis-jenis processing

Strong coffee atau Kopi yang kuat: Apa sih maksudnya?
Tentang memenangkan kompetisi kopi

Share and Enjoy !

0Shares


Leave a Comment

Start typing and press Enter to search