Loading Post...

You have reached the bottom. Let’s shuffle the article!

Post Not Found

Strong coffee atau Kopi yang kuat: Apa sih maksudnya?

 In Coffee Conversations

Di sebuah café yang sibuk, sering kali muncul permintaan ‘strong coffee’ oleh customer, dan sering juga yang diberikan adalah double espresso. Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena mungkin saja memang itu yang sang customer inginkan. Tapi, jika ada customer meminta strong coffee, sebelum kita membuat kopi tersebut, sebaiknya kita gali lebih dalam dulu definisi ‘strong’ yang customer maksud. 

Kopi disajikan dengan manual brewing

Istilah ‘strong coffee’ sering kali menjadi perbincangan di dunia kopi karena mudah rancu bila tidak dijelaskan dengan baik. Dalam benak barista pun istilah ini cukup membingungkan. Apa sebenarnya yang customer maksud dengan orderan tersebut?

Sebenarnya, ada beberapa makna dalam pengertian ‘strong coffee’ yang bisa dikomunikasikan lebih lanjut oleh barista.

Rasa

Rasa yang intense dari kopi itu sendiri, baik intensitas manis seperti pada kopi light roast atau pahit seperti dark roasted atau kopi robusta.  Kopi dengan profil light roast cenderung memunculkan rasa manis dan tingkat keasaman yang lebih tinggi daripada saudaranya dengan profil medium maupun dark roast. 

Begitu pula dengan rasa pahit. Orang cenderung menganggap kopi yang kuat itu memiliki rasa pahit yang lebih menonjol seperti pada dark roast atau robusta.

Apakah customer menginginkan rasa kopi yang kuat ketika mereka meminta ‘strong coffee’? Jika ya, maka perhatikan jenis beans yang akan kamu gunakan. Mungkin gunakan robusta atau dark roasted beans untuk melayani permintaan tersebut. Untuk menghindari kesalahpahaman, komunikasikan hal ini di awal. 

Orang cenderung menganggap kopi yang kuat itu memiliki rasa pahit yang lebih menonjol seperti pada dark roast atau robusta.

Kadar Kafein

Ada juga customer yang menginginkan tendangan kafein yang lebih keras, bukan mencari rasa kopi. Kebanyakan orang menganggap kadar kafein dalam kopi espresso lebih besar ketimbang metode french press misalnya, walaupun secara rasa dan kekentalan memiliki perbedaan yang signifikan. Padahal belum tentu sepenuhnya benar.

Kadar kafein dalam kopi lebih banyak dipengaruhi oleh lamanya waktu untuk kopi kontak dengan air pada saat proses pembuatannya. 

Makin lama kopi terendam air, maka akan makin tinggi kadar kafein yang bisa diekstraksi dari kopi tersebut. Dengan begitu, espresso yang hanya dilalui oleh air selama 30 detik cenderung memiliki kadar kafein yang lebih rendah ketimbang kopi pada metode french press yang dibiarkan terlalu lama terendam. Selain lamanya ekstraksi dengan air, kadar kafein juga tergantung dengan grind size dan temperatur air. Semakin kecil grind size kopi, semakin besar juga kadar kafeinnya karena grind size yang halus memiliki permukaan yang lebih luas. Sementara itu, semakin panas temperatur air, semakin cepat pula molekul kafein dalam kopi terekstrasi. Kopi pun akan memiliki kadar air yang lebih tinggi. 

Logika dasarnya adalah: jika kita memainkan ketiga faktor di atas dengan benar, maka kita bisa mengatur banyaknya kafein pada kopi. 

Akan tetapi, sebuah riset dari The University of Newcastle, Australia, mengatakan bahwa espresso memiliki konsentrasi kafein paling besar, diikuti dengan cold brew, stovetop method (Turkish coffee, mokapot), french press, dan pour over. Sayangnya, riset tersebut tidak menjelaskan resep seduh dengan detail sehingga sulit bagi kita memastikan brewing method yang mana yang memberikan jumlah kafein tertinggi. 

Jika customer menginginkan kopi yang lebih tinggi kafeinnya, coba seduh kopi dengan brewing temperature yang lebih tinggi, grind size yang lebih kasar, atau brewing duration yang lebih lama.  

Kopi “Kuat”

Nah, istilah ‘kopi kuat’ juga bisa ditemukan di warung kecil atau kiosk jamu. Maksud ‘kopi kuat’ ini adalah kopi penambah stamina untuk lelaki. Tentunya, sangat jarang bahkan sulit menemukan menu ini di café.

Penyajiannya biasanya menggunakan kopi tubruk yang dicampur dengan ekstrak jahe atau ginseng atau bahan lain sehingga harapan efeknya memberikan stamina yang lebih setelah meminumnya.  Bahkan ada juga dalam bentuk sachet dengan hanya diseduh air panas sehingga bisa langsung dapat dikonsumsi tanpa ampas.

Baca juga: A sonic brewing experience

Barista dan customer berinteraksi didepan bar coffee

Komunikasi dari belakang bar

Barista pada dasarnya adalah representative dari café itu sendiri. Dengan berbicara dan berkomunikasi dengan customer tentang apa yang mereka inginkan atau sekedar memberikan masukan tentang apa yang sebaiknya mereka order dari menu kita, akan memberikan dampak positif pada café. Karena tekadang, kesalahan komunikasi berdampak panjang terhadap penjualan café. Waiter/waitress pun juga memiliki peran untuk memahami ‘strong coffee’ yang pelanggan maksud. Apakah artinya rasa kopi yang lebih kuat? Atau kadar kafein yang lebih tinggi?

Baik barista maupun waiter/waitress seharusnya bisa memberi edukasi dan pengertian tentang produk kopi ataupun tentang apa yang mereka kerjakan kepada customer sehingga customer dapat lebih teredukasi dan dunia kopi akan jadi semakin menarik untuk diselami.

Karena tekadang, kesalahan komunikasi berdampak panjang terhadap penjualan café. Waiter/waitress pun juga memiliki peran untuk memahami ‘strong coffee’ yang pelanggan maksud. Apakah artinya rasa kopi yang lebih kuat? Atau kadar kafein yang lebih tinggi?

Cheers!

Baca juga, Apa itu kopi tanpa cafein?

Demetria, ProfilePrint, dan AI Kopi yang (Masih) Sia-Sia
Slow Bar Paradise

Share and Enjoy !

0Shares


Leave a Comment

Start typing and press Enter to search